Rajin Beribadah tapi Tetap Miskin

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Buat apa rajin ibadah tapi tetap miskin !

Sebagian orang berfikir seperti di atas, karena dia berusaha sekuat tenaga untuk menjadi orang yang kaya dan berkuasa, agar dapat hidup layak dan bahagia.

Berfikir demikian sah-sah saja, karena itu adalah sebuah pilihan. Namun manakah yang harus kita dahulukan, membeli bunga-bunga yang indah dan harum atau memiliki rumah, tempat yang kelak kita isi dengan bunga-bunga itu ?

Kemakmuran dan kesejahteraan dunia sejatinya seperti bunga-bunga yang tentu saja dapat menjadikan rumah kita menjadi indah dan harum. Namun apalah artinya memiliki bunga yang indah dan harum apabila kita masih hidup di kolong jembatan, beralaskan bumi dan beratapkan langit, bersandingkan dengan sampah yang beraroma busuk dan menjijikkan ?

Apalah artinya pakaian mewah yang kita kenakan, hidangan yang lezat, tinggal di rumah yang megah, menduduki jabatan tinggi, jika ternyata jiwa kita gersang, jauh dari ketenangan dan kedamaian hidup ?

Bagaimana mungkin kita dapat hidup tenang dan damai, apabila kita selalu dirundung kekhawatiran bahwa kekayaan dan jabatan kita akan habis atau direnggut oleh orang lain ?

Mungkinkah kita merasakan kedamaian hidup, apabila jiwa masih dipenuhi oleh rasa hasad, iri dan dengki ?

Akankah kita dapat merasakan ketenangan jika jiwa masih dipenuhi oleh keserakahan, sehingga selalu merasa kurang dan kecewa atas apa yang telah kita dapatkan ?

Maka, sepatutnya sebelum kita membeli bunga dan membangun rumah, sebagaimana sebelum kita menghiasi diri kita dengan pakaian yang bagus, rumah yang megah, kendaraan yang mewah, dahulukanlah kondisi jiwa kita dengan keimanan dan ketakwaan. Hanya dengan kedua hal tersebut, kita dapat menikmati semua harta dan jabatan yang kita dapatkan.

Persiapkanlah rasa syukur dalam diri sebelum kita mulai untuk mengumpulkan harta dan menduduki sebuah jabatan, sehingga kita dapat berbahagia atas apapun yang kita dapatkan.

Allah E berfirman :

قَالَ اهۡبِطَا مِنۡهَا جَمِيۡعًا‌ۢ بَعۡضُكُمۡ لِبَعۡضٍ عَدُوٌّ‌ ۚ فَاِمَّا يَاۡتِيَنَّكُمۡ مِّنِّىۡ هُدًى ۙ  فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَاىَ فَلَايَضِلُّ وَلَا يَشۡقٰى {123} وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ

Artinya :
Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barang siapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta. (QS. Thaha,  ayat 123 – 124).

Selamat menemukan kebahagiaan hidup.

Narasumber :
Ustadz, Dr. Muhammad Arifin Badri, MA.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*