
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Mungkin tidak pernah terbersit di dalam benak kita, mengapa pada saat sholat kita selalu membaca :
اهدنا الصراط المستقيم
Artinya :
Tunjukilah kami jalan yang lurus. (QS. Al-Fatihah, ayat 5).
Itu dikarenakan kita membutuhkan hidayah dan bimbingan Allah E setiap saat. Kita membutuhkan petunjuk-Nya karena, apa yang tidak kita ketahui, jauh lebih banyak dari apa yang kita ketahui dan apa yang kita telah amalkan, jauh lebih sedikit dari apa yang sudah kita ketahui.
Itulah alasan mengapa kita selalu memohon petunjuk-Nya di dalam sholat, agar Allah E mengajari kita suatu hal yang tidak kita ketahui dan memberikan taufiq-Nya kepada kita agar kita dapat mengamalkan ilmu tersebut sesuai dengan apa yang sudah kita ketahui.
Kemudian, ingatlah bahwa hidayah itu berada di tangan Allah E, karena Allah E selalu memberikan hidayah-Nya kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya dan menyesatkan siapa saja yang dikehendaki-Nya.
Lihatlah Nabi Nuh S, walaupun beliau seorang Nabi, namun Nabi Nuh S tidak dapat memberikan hidayah kepada anaknya untuk beriman kepada Allah E.
Begitu juga dengan Nabi Ibrahim S, karena Nabi Ibrahim S tidak dapat menyelamatkan Ayah kandungnya sendiri dari kemusyrikan.
Tidak terkecuali dengan Nabi kita, Nabi Muhammad H. Nabi Muhammad H tidak dapat memberikan hidayah kepada siapa saja, bahkan kepada orang yang sangat dicintainya. Contohnya seperti kepada paman beliau yaitu Abu Thalib, yang selalu membela dakwah Nabi Muhammad H, akan tetapi mati di atas agama Abdul Muthalib. Menjelang sakaratul mautnya, Rasulullah H berusaha membujuknya agar mengucapkan syahadat, namun Allah E berkehendak lain, Allah E bahkan mengingatkan Rasulullah H :
إنك لا تهدى من أحببت
Artinya :
Engkau (Muhammad) sekali-kali tidak dapat memberi hidayah kepada orang yang engkau cintai. (QS. Al Qashash, ayat 56).
Kita perlu menyadari hal tersebut, agar kita tidak merasa angkuh di hadapan orang yang masih belum mendapatkan hidayah dan juga agar kita tidak berputus asa dalam memohonkan petunjuk untuk diri kita sendiri dan juga orang lain, karena hati manusia berada di antara dua jemari Allah E dan Allah E dapat membolak-balikkan hati itu dengan sekehendak-Nya.
Terdapat dua macam hidayah yaitu
- Hidayatul irsyad, yaitu berupa kemampuan memberikan pengajaran, bimbingan dan penjelasan. Kemampuan ini dimiliki oleh para Nabi dan Rasul serta orang-orang yang diberi taufiq oleh Allah E. Sebagaimana firman Allah E kepada Rasul-Nya :
Sungguh engkau (Muhammad) adalah petunjuk ke jalan yang lurus. (QS. As-Syura, ayat 52).
- Hidayah attaufiq, yaitu berupa kemampuan untuk menggerakkan hati orang lain untuk menerima kebenaran dan mengamalkannya dan ini mutlak hannya milik Allah E
Narasumber :
Ustadz, Aan Chandra Thalib.
Leave a Reply