Nyawa Seumur Jagung

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Mesin pabrik terus berbunyi, roda mobil terus berputar, baling-baling pesawat terus bergerak kencang, nafas dan jantung yang berdetak kencang. Ke manakah kita akan melangkah, ke surga ataukah ke neraka ?

Lihatlah rambut yang sudah mulai kusut, kulit yang terlihat keriput, muka yang sebentar lagi akan mengerut bagaikan jeruk purut dan urat nadi yang suatu saat tidak lagi dapat berdenyut serta nyawa yang akan dicabut oleh Malaikat Maut.

Bekal apa yang sudah kita siapkan untuk menuju perjalanan akhirat yang amat jauh. Kematian yang terus menerus mengitari kita, akan tetapi kita masih saja berbuat dosa dan maksiat serta masih juga enggan untuk bertaubat.

Dengan Allah E kita masih jauh, hingga hari ini juga kita masih saja melipat permadani ketaatan dan menghamparkan kemaksiatan di depan mata.

Kita mengotori hati dengan berbagai macam kekufuran dan kesyirikan. Kita nodai ibadah dan amal kita dengan berbagai macam perbuatan bid’ah dan kesesatan. Kapankah kita akan mulai menapaki jalan kesalehan, sedangkan keluarga kita dan masyarakat sekitar telah menuju kebenaran dan kebaikan.

Mari kita mengumpulkan bekal ketakwaan karena hari sudah mulai gelap dan tidak ada jaminan bahwa umur  kita akan bertahan hingga esok hari. Sekarang hanya ada amal dan tiada hisab, sementara esok di akhirat hanya ada hisab dan tiada lagi kesempatan untuk beramal.

Andaikan setelah kematian manusia tidak dihisab, maka ketahuilah bahwa semua orang yang hidup akan mengharapkan kematian.

Umur dunia ini amatlah pendek dan ternyata kita hanya mendapat jatah umur jauh lebih pendek dari umur dunia itu sendiri. Rasulullah H bersabda :

Umur umatku antara enam puluh hingga tujuh puluh, jarang sekali umurnya yang lebih dari itu.

Jika sebagian ulama salaf ketika diajak bicara dengan suatu yang tidak bermanfaat, maka mereka akan berkata, “Hentikan matahari dulu, bagaimana umurku bertambah namun kebaikanku tidak bertambah.”

Tetapi di antara kita dengan mudah membuang-buang waktu untuk hal yang sia-sia, padahal Nabi  H telah bersabda :

Termasuk tanda baiknya Islam seseorang dapat meninggalkan suatu yang tidak berguna.

Mari kita berhenti membuang waktu kita dengan hal yang tidak berguna. Banyak yang masih belum kita pelajari dan kita hafal mengenai Al-Quran dan hadist, namun dengan mudahnya kita membuang waktu dengan berbagai macam obrolan yang tidak penting.

Sementara Rasulullah H bersabda :

Tidak pernah menyesal penghuni surga ketika masuk surga kecuali atas satu, waktu yang terlewat tidak berdzikir kepada Allah.

Umur adalah suatu bentuk amanah dan waktu adalah nikmat, namun banyak orang yang silau dan tertipu, padahal semuanya akan dipertanyakan Allah E sebagaimana sabda Rasulullah H :

Dua kenikmatan, di mana banyak manusia yang tertipu dengannya, sehat dan kelonggaran.

Kita tidak merasa berdosa dengan membuang umur dan waktu, padahal nyawa kita mungkin tinggal seumur jagung !

Narasumber :
Ustadz, Zainal Abidin.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*