
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Sulit menangis karena Allah E merupakan salah satu musibah besar yang banyak dari kita tidak mengetahuinya, pura-pura, bahkan tidak peduli. Hal ini menunjukkan bahwa hati kita sudah menjadi keras, tidak tersentuh oleh kebaikan dan lurusnya iman. Hal ini juga dapat disebabkan karena banyaknya perbuatan maksiat. Cukuplah hadist Rasulullah H sebagai pengingat, yaitu :
عرضت عليَّ الجنة والنار فلم أر كاليوم من الخير والشر ولو تعلمون ما أعلم لضحكتم قليلا ولبكيتم كثيراً فما أتى على أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم يوم أشد منه غطوا رؤوسهم ولهم خنين
Artinya :
Surga dan Neraka ditampakkan kepadaku, maka aku tidak melihat kebaikan dan keburukan seperti hari ini. Seandainya kamu mengetahui apa yang aku ketahui, maka kamu benar-benar akan sedikit tertawa dan banyak menangis. (HR. Anas bin Malik).
Anas bin Malik selaku perawi hadist ini mengatakan :
Tidaklah ada satu haripun yang lebih berat bagi para sahabat selain hari itu. Mereka menutupi kepala mereka sambil menangis sesenggukan.
Jika kita masih saja sulit untuk menangis karena Allah E, maka tangisilah diri kita sendiri. Tangisilah hati kita yang mungkin sudah mati dan tangisilah jiwa kita yang sudah tidak bisa menampung setetes keimanan, serta tangisilah badan kita yang kita seret di muka bumi karena hakikatnya kita telah mati. Semoga dengan menangisi diri kita, Allah E berkenan membuka sedikit hidayah-Nya, kemudian menancapkannya di relung hati hamba yang berjiwa hanif.
Sebagaimana seruan sebuah ayat yang membuat seorang Ulama besar, Fudhail bin ‘Iyadh bertaubat. Dulunya beliau adalah kepala perampok yang sangat ditakuti di jazirah Arab. Ayat tersebut adalah :
أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آَمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُونَ
Artinya :
Belumkah tiba saatnya bagi orang-orang yang beriman untuk menundukkan hati mereka dengan mengingat Allah dan kebenaran yang diturunkan. Dan janganlah mereka menjadi seperti orang-orang sebelumnya yang telah diberikan Al-Kitab, masa yang panjang mereka lalui (Dengan kelalaian) sehingga hati merekapun mengeras dan banyak sekali di antara mereka yang menjadi orang-orang yang fasik. (QS. Alhadid, ayat 16).
Narasumber :
Ustadz, dr. Raehanul Bahraen.
Leave a Reply