Syukuri Apa yang Ada

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Syaikh Ali Mustafa Thantawi V pernah berkata :

Tak seorangpun di dunia ini melainkan pernah bertemu dengan orang yang kondisinya lebih baik atau lebih buruk dari dirinya. Apabila engkau miskin, pasti ada yang jauh lebih miskin darimu.

Apabila kita sakit, pasti ada yang sakitnya jauh lebih parah dari kita. Kemudian mengapa kita lebih sering mengarahkan kepala ke atas untuk memandang seseorang yang kondisinya lebih baik dari kita daripada mengarahkannya ke bawah, agar kita dapat melihat seseorang yang kondisinya jauh lebih sulit dari kita ?

Apabila kita mengetahui bahwa ada orang yang dapat meraih harta dan kedudukan yang belum tentu bisa kita raih, padahal apabila ditinjau dari aspek kecerdasan, pengetahuan serta kepribadian, levelnya jauh berada di bawah kita. Mengapa kita tidak mengingat bahwa ternyata ada seseorang yang levelnya berada di atas kita atau sepadan dengan kita dalam hal kecerdasan dan pengetahuan, namun dia tidak pernah mampu untuk meraih sebagian dari apa yang telah kita raih ?

Falsafah rezeki itu sangat sulit untuk dimengerti. Tengoklah pada kehidupan manusia, di antara mereka ada para penyelam yang Allah E jadikan kehidupan tersimpan jauh di dasar lautan. Mereka takkan pernah dapat meraihnya hingga mereka mau menyelam ke dasar lautan yang dalam.

Ada juga para pilot yang Allah E jadikan kehidupannya berada di atas awan, sehingga mereka tidak mungkin mendapatkannya hingga mereka mau untuk terbang tinggi ke angkasa.

Ada juga yang kehidupannya tersembunyi di dalam bebatuan yang sangat keras, di mana mereka tidak dapat mendapatkannya kecuali dengan memecah bebatuan itu.

Ada pula orang-orang yang rezeki mereka berada di bawah gorong-gorong air yang kotor atau di tempat penambangan yang dalam, sehingga cahaya mentari tidak dapat masuk.

Ada juga orang yang mendapatkan bagian rezekinya dengan tangan, kaki, lisan dan otaknya. Ada juga yang tidak dapat meraihnya, kecuali dengan mempertaruhkan nyawa dan menghadapkan diri kepada kematian, seperti halnya para pemain sirkus yang selalu saja dihantui dengan kematian. Jika dia tidak mendapati rezekinya dengan cara jatuh bertumpu di atas kepala, dia mendapatinya ketika berada di antara taring-taring singa atau di bawah kaki-kaki gajah.

Maka dari itu bersyukurlah kepada Allah E, karena Dia telah menjadikan rezeki kita berada di atas meja kerja. Kita mendapatkan rezeki kita dengan duduk di atas kursi. Bersyukurlah karena Dia tidak menjadikan rezeki kita berada di puncak-puncak gunung yang tinggi atau di dasar lautan yang dalam dan kita juga tidak harus berhadapan dengan singa dan harimau.

Syaikh Ali Mustafa Thantawi V juga mengatakan :

Dengan gaji yang sedikit, engkau dapat menjadi orang yang paling bahagia, asalkan engkau cerdas dalam mengelola keuanganmu dan ridha terhadap pembagian Rabb mu.

Narasumber :
Ustadz, Aan Chandra Thalib.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*