
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Siapakah yang ingin terjebak macet ?
Jenuh, gerah, bosan, pengap dan bising adalah beberapa alasan kenapa seseorang tidak ingin terjebak kemacetan. Terlebih lagi ketika berada di dalam kendaraan yang tidak layak pakai dan kemacetan berlangsung cukup lama. Singkatnya, “macet” telah menjadi suatu hal yang sangat mengganggu dan cukup menakutkan.
Segala cara berusaha dilakukan, entah itu oleh perorangan ataupun institusi untuk menghindari atau mengurai kemacetan. Mencari jalur alternatif, menentukan waktu yang tepat untuk bepergian, memilih kendaraan yang nyaman dan penuh dengan fasilitas dengan tujuan untuk membunuh kejenuhan apabila harus terjebak macet dan berbagai macam cara telah dilakukan untuk menghindari kemacetan.
Akan tetapi pernahkah kita berfikir, bahwa kemacetan itu tidak terjadi hanya di dunia saja. Ada juga kemacetan lain yang jauh lebih mengerikan, yakni di alam akhirat. Kemudian apa saja yang harus kita persiapkan agar tidak terjebak kemacetan di akhirat nanti ?
Rasulullah H telah mengingatkan kita :
لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ، وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَ فَعَلَ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ، وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَ أَبْلَاهُ
Artinya :
Kedua kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat hingga dia ditanya tentang umurnya dimanfaatkan untuk apa, tentang ilmunya apakah sudah diamalkan, tentang hartanya diperoleh dari mana dan kemana dia nafkahkan, serta untuk apa saja tubuhnya digunakan. (HR. Tarmidzi dari Abu Barzah Al-Aslamy).
Empat jenis pertanggungjawaban di atas itulah yang akan menghalangi jalan seorang hamba di akhirat kelak. Umur, ilmu, harta dan anggota badan.
- Umur yang Allah E berikan kepada kita di dunia ini, apakah sering kita isi dengan sesuatu yang diridhai-Nya ataukah justru sebaliknya ?
- Seberapa banyak kita mengamalkan ilmu yang kita ketahui ?
- Dengan cara apa kita mendapatkan harta dan kita gunakan untuk apa saja ?
Pertanyaan ganda inilah yang akan diajukan kepada kita kelak sebagai bentuk pertanggungjawaban atas harta yang Allah E berikan kepada kita. - Telah kita pergunakan untuk apa saja anggota tubuh ini ?
Apakah digunakan untuk hal ketaatan kepada Allah E atau untuk berbuat maksiat kepada Allah E ?
Ketika seluruh karunia di atas bisa kita pertanggungjawabkan dengan baik, maka saat itulah perjalanan kita berikutnya akan lancar. Namun, apabila justru yang terjadi adalah sebaliknya, maka bersiaplah untuk terjebak kemacetan di akhirat.
Berhasil atau tidaknya kita melewati rintangan ini, tergantung pada taufiq dari Allah E dan juga sejauh mana persiapan kita di dunia ini untuk menggapai hari yang maha dahsyat.
Selamat bersiap-siap menghadapi hari itu.
Narasumber :
Ustadz, Abdullah Zaen, Lc., MA.
Leave a Reply