بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Apakah sobat pernah disakiti orang lain ?
Atau sekarang justru sedang mengalami hal tersebut ?
Atau minimal sampai saat ini masih menahan rasa sakit karena sikap jahil orang lain ?
Ya, memang terasa sakit di hati, rasanya ingin segera membalas dendam dan ingin sekali membalas dengan cara yang lebih keras dari perbuatannya, agar dia jera dan kita merasa puas.
Tenang sobat, baru saja saya menemukan kiat mudah untuk menyalurkan hasrat untuk membalas dendam yaitu membalas dengan cara yang lebih ekstrim dan dijamin mampu memuaskan rasa sakit di dalam diri kita dan sekaligus membungkam mulut orang yang telah menyakiti kita.
Khalifah Umar bin Khattab I mengajarkan kiat tersebut melalui perkataan berikut :
ما عاقبت من عصى الله فيك بمثل أن تطيع الله فيه
Artinya :
Engkau tidak akan pernah dapat membalas orang yang telah berbuat dosa kepada Allah dengan cara menyakiti dirimu, melebihi sikapmu yang tetap menegakkan ketaatan kepada Allah pada diri orang tersebut. (Riwayat Abu Dawud dalam kitab Az-Zuhud).
Ya, sakit memang rasanya ketika melihat saudara kita mengacuhkan dan melotot di hadapan kita, namun dia akan lebih sakit hati apabila kita membalasnya dengan senyuman manis yang terkulum pada bibir yang indah, pelototan mata yang kita balas dengan wajah yang semakin tampan atau jelita karena senyum yang manis.
Kecewa rasanya di dada ketika mengetahui orang lain menuduh kita tanpa bukti yang jelas, namun rasa malu dan sakit yang lebih mendalam akan dia rasakan apabila kita membalas tuduhan kejinya dengan pujian dan sanjungan.
Percayalah bahwa dengan cara ini, saudara kita yang semula jahat kepada kita, tidak lama lagi akan berbalik arah dan menjadi pembela setia kita. Simaklah firman Allah E berikut ini :
ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ
Artinya :
Tolaklah (Kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. (QS. Fusshilat, ayat 34).
Narasumber :
Ustadz, Dr. Muhammad Arifin Badri, MA.
Leave a Reply