
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Kawula muda di berbagai belahan dunia dibuat gaduh dengan isu “hari cinta.” Banyak dari pemuda dan pemudi Muslim yang turut hanyut dalam perayaan “hari cinta” ini.
Saudaraku, apabila kita amati perilaku mereka pada hari ini, niscaya kita akan menemukan banyak keanehan. Mitos “cinta” yang diekspresikan dengan sekuntum bunga dan sepotong coklat. Kaum hawa menjadi lupa daratan apabila telah mendapat sekuntum bunga mawar dan akhirnya pasrah apabila telah mendapatkan sepotong coklat. Padahal kita sudah tahu, berapalah harga sekuntum bunga dan sepotong coklat ?
Harga diri dan kesucian diri, diserahkan begitu saja hanya karena sekuntum bunga dan sepotong coklat yang dibumbui dengan janji-janji gombal. Jika tidak percaya, silahkan buktikan dengan menuntut pemuda itu untuk segera menikahimu pada malam itu juga.
Kita juga pasti tahu bahwa tidak ada obat cinta yang paling manjur selain pernikahan. Rasulullah H bersabda :
لم ير للمتحابين مثل التزويج
Artinya :
Tidak ada penawar yang lebih manjur bagi dua insan yang saling mencintai dibandingkan pernikahan. (HR. Ibnu Majah, Al-Hakim, Al-Bazzar, dihasankan oleh Syaikh Albani dalam As-Shahihah, No. 2 / 196-198).
Atau pintalah pemuda yang konon menjadi pangeran bagimu untuk membayangkan wajahmu yang telah keriput atau mungkin cacat dikarenakan suatu kecelakaan atau penyakit. Mungkinkah dia kuasa untuk melakukannya ?
Atau sebaliknya, cobalah bayangkan wajah pemuda pujaan hatimu yang telah ompong atau cacat dikarenakan suatu kecelakaan atau penyakit. Masihkah rasa cintamu akan bertahan seperti sedia kala ?
Atau mungkinkah hal tersebut membuatmu siap untuk meneruskan hubungan cinta dengannya ?
Atau mungkin coba bayangkan apabila ada lelaki yang lebih tampan dan lebih kaya yang mendatangimu dan melamarmu, akankah dirimu masih mencintai pemuda sebelumnya yang telah jatuh miskin, berpakaian seperti gembel dan hidup di pinggir sungai ?
Renungkan baik-baik saudara-saudariku, janganlah engkau mengorbankan kehormatan dirimu hanya demi janji-janji palsu dan isu yang menyesatkan. Apabila engkau cinta kepadanya hanya karena penampilannya, maka rasa cinta akan segera hilang bersama pudarnya penampilan. Apabila engkau cinta karena harta kekayaan, maka cinta itu akan mudah dibeli oleh orang yang lebih kaya. Apabila engkau cinta karena jabatan, maka tidak lama lagi cinta tersebut akan luntur bersama habisnya masa jabatan itu.
Cinta sejati tidak mengenal penampilan, jabatan atau harta kekayaan. Hanya ada satu alasan bagi cinta abadi yang suci, yaitu karena iman dan akhlak yang mulia.
تُنْكَحُ المَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ: لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ، تَرِبَتْ يَدَاكَ
Artinya :
Biasanya wanita dinikahi karena satu dari empat alasan berikut, hartanya, kedudukan sosialnya, kecantikannya dan agamanya, maka pilihlah wanita yang agamanya bagus, niscaya engkau beruntung. (HR. Muttafaqun Alaih).
Cinta abadi tidak kenal hari, bulan ataupun tempat. Namun cinta abadi yang dilandasi oleh iman, akan abadi hingga hari akhir nanti. Allah E berfirman :
الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ
Artinya :
Orang yang saling mencintai pada hari itu (Hari kiamat) akan saling memusuhi kecuali orang-orang yang cintanya karena alasan takwa. (QS. Az-Zukhruf, ayat 67).
Narasumber :
Ustadz, Dr. Muhammad Arifin Badri, MA.
Leave a Reply