
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Saudaraku, para pejuang amar ma’ruf nahi mungkar atau biasa disebut kaum Muslim penyelenggara kegiatan dakwah yang mereka semua mengajak manusia agar kembali kepada Allah E dan menghidupkan sunnah Nabi Muhammad H di atas cahaya Al-Quran dan sunnah menurut pemahaman para sahabat agar senantiasa menghiasi dirinya dengan sifat sabar.
Wahai saudaraku, setiap kali kita berdakwah kepada sesama agar kembali kepada Allah E, mereka tidak selalu dapat langsung menerimanya dan justru banyak di antara mereka yang membantahnya dan tidak sedikit pula dari mereka yang langsung melontarkan tuduhan-tuduhan yang keji kepada para penyeru kebaikan, terutama terhadap dakwah yang mulia ini, yaitu dakwah salafiyah.
Oleh karena itu ikhwan sekalian, tidak sepatutnya bagimu untuk marah dengan cara mencela, mencaci maki, memvonis dengan kalimat yang tidak baik kepada mereka yang menolakmu, karena mereka yang mencelamu pada hakekatnya adalah orang-orang yang awam terhadap dakwah yang haq ini dan kita hidup di zaman keterasingan Islam.
Untuk itu, saya mensehatkan diri saya dan antum sekalian, agar senantiasa menghiasi diri kita dengan sifat sabar di dalam hati untuk menghadapi segala gangguan, cacian dan tuduhan dari sesama manusia.
Berikut ini saya bawakan nash dari Al-Quran yang akan memberi kita ketenangan dan menumbuhkan kesabaran pada diri kita, karena Allah E mengabarkan kepada kita bahwa Rasulullah H dahulu telah didustakan oleh kaumnya, bahkan tidak hanya itu, Rasulullah H juga dianiaya, namun Rasulullah H tetap bersabar dan mengadukan seluruhnya kepada Allah E.
Allah E berfirman :
Dan sesungguhnya Rasul-Rasul sebelum engkau (Muhammad) juga telah didustakan, tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (Yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan kami kepada mereka. (QS. Al-An’am, ayat 34).
Dengan rasa ikhlas, sabar dan selalu mengadu hanya kepada Allah E atas segala musibah, akan menyebabkan manusia akan masuk secara berbondong-bondong kepada dakwah salafiyah yang mulia ini.
Narasumber :
Ustadz, Ahmad Ferry Nasution.
Leave a Reply