بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Untukmu yang ingin tambahan pahala setelah ajal datang menjemput.
Untukmu yang merasa gundah dengan usia yang sudah senja namun amalan dirasa masih sedikit.
Untukmu yang bertaubat di akhir-akhir hayat dan sangat mengharap aliran pahala yang berlipat.
Kabar gembira dari Nabi H kita tercinta melalui untaian hadist berikut, beliau H bersabda :
سَبْعٌ يَجْرِيْ لِلْعَبْدِ أَجْرُهُنَّ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ وَهُوَ فِي قَبْرِهِ : مَنْ عَلَّمَ عِلْمًا ، أَوْ أَجْرَى نَهْرًا ، أَوْ حَفَرَ بِئْرًا ، أَوَ غَرَسَ نَخْلًا ، أَوْ بَنَى مَسْجِدًا ، أَوْ وَرَثَ مُصْحَفًا ، أَوْ تَرَكَ وَلَدًا يَسْتَغْفِرُ لَهُ بَعْدَ مَوْتِهِ.
Artinya :
Ada tujuh perkara yang pahalanya tetap mengalir untuk seorang hamba setelah dia meninggal dunia, padahal dia berada di dalam kuburnya.
- Orang yang mengajarkan ilmu.
- Orang yang mengalirkan sungai (Yang terputus).
- Orang yang membuat sumur.
- Orang yang menanam kurma (Atau tanaman buah lainnya).
- Orang yang membangun Masjid.
- Orang yang memberi mushaf Al-Quran.
- Orang yang meninggalkan seorang anak yang senantiasa memohonkan ampun untuknya setelah dia meninggal.
(HR. Al-Bazzar dan dihasankan oleh Syaikh Albani dalam Shahih Al-Jami’).
Beliau H juga bersabda :
إِنَّ مِمَّا يَلْحَقُ الْمُؤْمِنَ مِنْ عَمَلِهِ وَحَسَنَاتِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ عِلْمًا عَلَّمَهُ وَنَشَرَهُ ، وَوَلَدًا صَالِحًا تَرَكَهُ ، وَمُصْحَفًا وَرَّثَهُ ، أَوْ مَسْجِدًا بَنَاهُ ، أَوْ بَيْتًا لِابْنِ السَّبِيلِ بَنَاهُ ، أَوْ نَهْرًا أَجْرَاهُ ، أَوْ صَدَقَةً أَخْرَجَهَا مِنْ مَالِهِ فِي صِحَّتِهِ وَحَيَاتِهِ يَلْحَقُهُ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ
Artinya :
Di antara amalan yang tetap mengalir pahalanya bagi seorang mukmin saat dia telah wafat.
- Ilmu yang dia ajarkan dan disebarkan.
- Anak shalih yang dia tinggalkan.
- Mushaf Al-Quran yang dia bagikan.
- Masjid yang dia bangun.
- Sebuah rumah yang dia bangun untuk musafir.
- Sungai yang dia alirkan.
- Sedekah yang dia dermakan pada saat dia sehat dan masih hiudp namun tetap bermanfaat setelah wafatnya.
(HR. Ibnu Majah dan dihasankan oleh Syaikh Albani di dalam kitab Shahih Ibnu Majah).
Maka dari itu, mari bersegera mengerjakan amal jariyah, amalan yang mengalir pahalanya setelah meninggal dunia. Berusahalah untuk selalu ikhlas dalam melakukannya. Buanglah jauh-jauh penyakit riya’ dan ingin dipuji manusia. Jika tidak, maka amalan jariyah kita tidak akan mengalirkan pahalanya kepada kita, bahkan akan berbuah menjadi dosa.
Narasumber :
Ustadz, Abdul Basith, Lc.
Leave a Reply