بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Ibnul Qoyyim V pernah berkata :
وَمِنْهَا تَعْسِيْرُ أُمُوْرِهِ عَلَيْهِ فَلاَ يَتَوَجَّهُ لِأَمْرٍ إِلاَّ يَجِدُهُ مُغْلَقًا دُوْنَهُ أَوْ مُتَعَسِّراً عَلَيْهِ, وَهَذَا كَمَا أَنَّ مَنِ اتَّقَى اللهَ جَعَلَ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا, فَمَنْ عَطَّلَ التَّقْوَى جَعَلَ اللهُ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ عُسْرًا, وَيَالله الْعَجَب كَيْفَ يَجِدُ الْعَبْدُ أَبْوَابَ الْخَيْرِ وَالْمَصَالِحِ مَسْدُوْدَةً عَنْهُ مُتَعَسِّرَةً عَلَيْهِ وَهُوَ لاَ يَعْلَمُ مِنْ أَيْنَ أَتَى
Artinya :
Diantara dampak seseorang bermaksiat adalah Allah menyulitkan urusannya, maka tidaklah ia menuju suatu urusan kecuali ia mendapati urusan tersebut tertutup baginya, sulit untuk ditempuhnya. Hal ini sebagaimana bahwasanya barang siapa yang bertakwa kepada Allah, maka Allah akan memudahkan urusannya. Barang siapa yang membuang ketakwaannya, maka Allah akan menyulitkan urusannya. Sungguh mengherankan bagaimana seorang hamba mendapati pintu-pintu kebaikan dan kemaslahatan telah tertutup di hadapannya dan sulit baginya, lantas ia tidak tahu bagaimana mungkin hal ini menimpanya ? (Al-Jawaab, Al-Kaafi).
Maka, ketika merasa urusan-urusan kita menjadi sulit dan terhambat, atau juga mungkin kita sering mengalami kegagalan, maka mulailah untuk mengkoreksi diri kita. Mungkin kita mulai menanggalkan pakaian ketakwaan kita sedikit demi sedikit.
Sebaliknya, apabila urusan kita dimudahkan, bahkan datang rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka, maka semoga itu semua adalah kabar baik akan pertanda ketakwaan kita. Allah E berfirman :
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (٢) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
Artinya :
Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. (QS. At-Tholaaq, ayat 2 – 3).
Adapun jika kita terus bermaksiat, akan tetapi rezeki dan urusan selalu lancar, maka waspadalah. Mungkin itu adalah istidroj.
Narasumber :
Ustadz, Dr. Firanda Andirja, MA.
Leave a Reply