Alam Kehidupan

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Imam Ibnul Qoyyim menjelaskan bahwasannya tempat kehidupan manusia terbagi menjadi tiga (Disarikan dari At-Ta’liqot Al-Mukhtasoroh ‘ala matni Al-Aqidah At-Thohawiyah), yaitu :

  1. Kehidupan dunia
    Adalah tempat manusia berusaha dan memperbanyak amal kebaikan ataupun keburukan.

  2. Alam barzah (Alam kubur)
    Adalah tempat penantian menunggu kebangkitan dan bukan tempat kediaman atau peristirahatan terakhir. Allah E berfirman :

    Dan di hadapan mereka ada alam barzah sampai hari mereka dibangkitkan. (QS. Al-Mu’minun, ayat 100).

  3. Daarul qarar (Surga atau Neraka)
    Allah E berfirman :

    Hai kaum-Ku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (Sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah Daarul qarar. (QS. Al-Mu’minun, ayat 39).

Wahai saudaraku, mari sejenak kita berfikir, kita melihat sekeliling dan mulai kita renungkan. Semakin hari jasad kita semakin rapuh dan semakin berkurang kekuatannya. Walaupun pelan, tapi itu pasti. Waktu hidup di dunia ada batasnya, jika waktu tersebut telah habis, maka diri ini akan mati.

Saudaraku, jika umur itu sepanjang 100 tahun, maka tempo itu juga akan habis. Tidak ada umur yang kekal di dunia ini, mari kita berfikir apabila nyawa kita suatu hari sedang meregang, disaat itu kita berpindah ke alam akhirat dan itu pasti akan terjadi. Pintunya adalah kematian

Selagi masih ada waktu, jadikanlah ia cambuk untuk menjadikan hati ini selalu ingat kepada Allah E dan hari akhirat.

Terkadang kita mendengar kabar bahwa fulan meninggal diumur 20 tahun, fulan meninggal diumur 17 tahun, fulan meninggal di umur 30 tahun. Maka jika kematian itu tidak mungkin diprediksi kapan datangnya, mengapa kita lalai ?

Hati ini terkadang atau bahkan sering merasa memiliki umur yang panjang. Selalu berangan hari esok masih ada, bulan depan dan seterusnya. Beribadahlah wahai jiwa dikala ada kesempatan. Janganlah engkau melalaikan panggilan Allah E disaat ada kewajiban yang harus dilakukan. Jangan menunda waktu ketika ada kesempatan beribadah maupun beramal.

Semoga kita termasuk pribadi yang cerdas di dalam menggunakan kesempatan.

Narasumber :
Ustadz, Abu Riyadl Nurcholis Majid Ahmad, Lc.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*