بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Teman adalah orang yang baik dan mengajak kita untuk selalu berbuat kebaikan, sedangkan orang yang menyeret kita masuk ke dalam jurang adalah musuh, walaupun dia selalu bersama kita dan walaupun ketika kita masih di dalam selimut.
Namun demikian, karena kebodohan dan hawa nafsu, kita sering salah menilai. Kita merasa sakit ketika diajak untuk berbuat kebaikan, tersinggung ketika ditegur dan merasa terusik ketika diingatkan.
Sebagaimana kita merasa senang ketika dipuji walaupun ternyata memang kita yang salah, atau merasa tersanjung ketika mereka bersorak, padahal kita sedang terperosok ke dalam jurang.
Betapa seringya kita lebih memilih untuk berteman dengan seseorang yang gemar memuji kita atau selalu setuju terhadap setiap ucapan dan tindakan kita.
Sobat, memang terkadang terasa pedih dan perih karena bertentangan dengan hawa nafsu, sebaliknya kesalahan itu terasa manis dan menyenangkan karena sejalan dengan nafsu kita.
Hanya orang yang berilmu dan mendapatkan petunjuk yang mampu membedakan antara musuh dalam selimut dan kawan walaupun berada di seberang jalan.
Fakta ini tidak hanya berlaku terhadap sahabat, namun juga berlaku pada semua bentuk ikatan dan hubungan.
Guru sepatutnya mewaspadai murid yang selalu mengiyakan keinginannya tanpa pernah sudi untuk mengingatkan Gurunya yang terbukti lupa ataupun lalai. Sebagaimana murid juga demikian, sepatutnya waspada dari Guru yang selalu menuruti keinginan muridnya.
Sehebat apapun Guru kita, dia adalah manusia yang memiliki sifat pelupa dan setulus apapun seorang murid kita, tetap saja dia adalah manusia yang juga masih sering alpa. Rasulullah H bersabda :
أُنْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُوْمًا ، قَالُوْا ياَ رَسُوْلُ اللهِ هَذَا نَنْصُرُهُ مَظْلُوْمًا فكيف ننصره ظالما ؟ قال : تَأْخُذُ فَوْقَ يَدَيْهِ
Artinya :
Tolonglah saudaramu yang berbuat dzalim atau yang terdzalimi, para sahabat berkata, “wahai Rasulullah, wajar kita menolong saudara kita di saat ia terdzalimi, maka bagaimana kami menolongnya ketika ia berbuat dzalim ?” Rasulullah H menjawab, “Kamu mencegahnya dari perbuatan dzalim.” (HR. Bukhari).
Narasumber :
Ustadz, Dr. Muhammad Arifin Badri, MA.
Leave a Reply