بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Apabila Da’i sudah menyesatkan, maka dia lebih berbahaya daripada penguasa yang dzalim. Hal ini telah diriwayatkan dari Sallam bin Abi Muthi :
لأن ألقى الله بصحيفة الحجاج أحب إلي أن ألقاه بصحيفة عمرو بن عبيد
Artinya :
Sekiranya aku bertemu Allah dengan catatan amalnya Al-Hajjaj, maka itu lebih kusukai daripada bertemu dengan-Nya dengan membawa catatan amal Amr bin Ubaid. (As-Syiar, 7 / 428).
Syaikh Abdul Malik Al-Jazairi di dalam daurah di Turki kemarin, membawakan perkataan Sallam bin Abi Muthi’ untuk membantah perkataan Khariji yang mengatakan :
Engkau khawarij terhadap para Da’i dan murji’ah terhadap penguasa.
Hanya saja redaksi riwayatnya sedikit berbeda dan ada sedikit tambahan :
لأنَّ الحجاج قتل الناس على الدنيا، وعمرو بن عبيد أحدث بدعة شنعاء قتل الناس بعضهم بعضاً
Artinya :
Karena Al-Hajjaj membunuh manusia untuk kepentingan dunia, sedangkan Amr bin Ubaid menciptakan bid’ah yang amat buruk yang menyebabkan manusia saling membunuh satu sama lain.
Yaitu bid’ah sekte Mu’tazilah.
Ternyata Al-Hajjaj yang kejam dan bengis itu masih lebih baik daripada Amr bin Ubaid yang bagus adabnya dan cerdas otaknya, sampai-sampai Hasan Al-Basri mengatakan tentangnya :
هذا سيد شباب أهل البصرة إن لم يحدِث
Artinya :
Orang ini adalah Sayyid para pemuda di Bashrah, seandainya ia tidak membuat-buat bid’ah.
Maka, adakah yang masih meremehkan pentingnya belajar aqidah yang benar dari para Ulama yang lurus ?
Masihkah menggampangkan berguru kepada siapa saja yang penting terlihat berilmu dan santun, tanpa peduli apakah nanti memiliki aqidah yang lurus atau tidak ?
Narasumber :
Ustadz, Fadlan Fahamsyah, Lc., MHI.
Leave a Reply